Bismillahirrahmanirrahim, Indahnya Linux Zaman Now.
Yap, artikel ini merupakan sebuah pengalaman pribadi penulis yang semoga saja bisa menjadi tambahan semangat dan keistiqomahan bagi para pengguna Linux untuk tetap menjadikan Linux sebagai sistem operasi utamanya.
Pada awalnya mungkin Linux itu dianggap susah, terlalu banyak terminal, menyebalkan dan menyebabkan kepala pecah, hihi lebay.
Parahnya lagi, sudah install Linux, eh balik lagi ke Windows.
Namun semakin ke sini, faktanya Linux zaman now terus dikembangkan dan sudah jauh diatas Windows.
Kok bisa ? Selain karena keterbukaannya ( lisensi yang bebas ), itu semua karena para pengguna Linux, bebas untuk melakukan apa yang mereka mau dengan Linux.
Bahkan sebagian dari mereka mengembangkannya hingga menjadi sistem operasi yang baru, amazing dan membahagiakan penggunanya. Seperti me-remaster ( membangun kembali ) Ubuntu, Linux Mint, Arch Linux, dan lainnya.
Intinya mereka ingin mempermudah orang untuk hijrah ke Linux, karena biasanya hasil Remaster itu lebih lengkap dibanding yang di remaster ( Linux Mint, Ubuntu, dan lainnya ), dan sudah siap langsung di pakai.
Hal tersebut ( Me-remaster ) bahkan di lakukan oleh para penggiat Linux di Indonesia, alhasil terbentuklah Sistem Operasi baru seperti BlankOn, Sundara OS, Tea Linux, Asril OS, GrOS ( Grombyang OS ), bahkan sampai 60 OS adalah asli buatan Indonesia.
Belum percaya ? Baca saja 57 Distro Linux Buatan Indonesia.
Dan yang belum tercantum di situ seperti Xenta OS, Desa OS, Asril OS, dan Sundara OS.
Berbeda halnya dengan Windows, pernahkah anda mendengar ada hasil remaster dari Windows 98 atau yang lainnya ?
Hihi, rasanya belum pernah ada. Kenapa ? Karena Windows itu Proprietary Software.
Sekalipun ada, itu semua melanggar hak ciptanya Microsoft.
Lalu, selain itu, apa Indahnya Linux Zaman Now ? Berikut pembahasannya.
Daftar Isi :
1. Segi ISO ( Media Installer Sistem Operasinya )
![]() |
Perbandingan ISO |
Linux itu sejak dulu selalu unggul dalam masalah ukuran, bandingkan saja ( perbandingan ISO yang mungkin ukurannya paling kecil ) hanya dengan sekitar 205 Mb ( Puppy Linux ) bahkan hanya 50 Mb ( Damn Small Linux ), kita sudah bisa langsung menggunakan keperluan sehari – hari, aplikasinya sudah sepaket dengan file ISO nya.
Berbeda dengan Windows XP yang ISO nya hampir 620 Mb, wah ukuran sebesar itu ketika penulis coba Install di Virtual Box, ternyata belum bisa digunakan untuk mengetik dokumen.
Kok bisa ? Itu karena Word Processor yang mayoritas dipakai, yakni Microsoft Office nya belum terinstall.
Belum lagi masalah drivernya, wah ribet dan ISO yang di dapat walau legal, seperti dari Website resminya, namun Lisensinya kan harus beli sendiri ? Dah bayar, ukuran ISO besar, mahal, ribet lagi.
Lihat gambar, wah ukurannya sangat berbeda dengan Linux kan ?
Baca juga : Stop Belajar Banyak Distro Linux
2. Segi Aplikasi
![]() |
Perbandingan Aplikasi |
Bukan hanya ISO, Aplikasi yang ada di Linux pun sangat lah ringan dan Powerfull dibandingkan aplikasi yang biasa di Install di Windows.
Bandingkan saja, LibreOffice ( Termasuk Writer, Impress, dan lainnya ) yang installer nya hanya sekitar 210 Mb, berbeda dengan Microsoft Office 2007 yang hampir 500 Mb + Crack, hizz maklum.
Selain dari segi ukurannya, kestabilannya pun terjamin, jarang ada kasus lag, lemot, atau crash, walaupun tidak 100%.
Berbeda dengan Windows, pasti sering ada begitunya.
Jangan pernah percaya penulis, hihi.
Buktikan saja sendiri jika belum percaya, inilah yang penulis rasakan sendiri ketika sebelum dan sesudah hijrah ke Linux dan membandingkannya.
3. Segi User Interface ( Tampilan Pengguna )
Dulu mungkin iya, Linux masih CLI ( Command Line Interface / Jamannya Terminal ), namun sudah lama sekali.
Aplikasi yang familiar di Linux sudah banyak yang GUI ( Graphics User Interface ) yang bahkan lebih bagus dari Aplikasi yang biasa di install di Windows seperti antara GIMP dengan Photoshop ( Pendapat Pribadi ).
Ini GIMP :
![]() |
GIMP |
Ini Photoshop :
![]() |
SS Photoshop dari Google |
Tampilannya bagus mana ? Dan adakah perbedaan ? Itu sih tergantung pembaca saja.
Penulis mengatakan lebih baik GIMP karena :
- GIMP itu gratis, bebas dan bertolak belakang dengan Photoshop
- Penulis suka tampilan yang terang dan jelas, GIMP terang, Photoshop harus di terangkanlah
- GIMP Navigasi Fiturnya lebih terlihat jelas, seperti di gambar, bener kan ?
Bukan hanya GIMP dengan Photoshop, sebenarnya Linux dengan para aktifis free Software sendiri telah memberikan banyak alternatif bagi aplikasi – aplikasi yang biasa dipakai di Windows.
Baca Juga :
4. Segi Komunitas
Di dalam Komunitas pun sama, Linux bisa di bilang lebih unggul dibandingkan Windows. Dari jumlah Komunitas yang ada Linux pun unggul, hampir setiap distro Linux punya Komunitas sendiri – sendiri.
Bahkan setiap Distro punya websitenya masing – masing, belum lagi para pengguna yang senang mengulas Distro yang mereka pakai, wah sangatlah banyak.
Khusus nya Di Indonesia ada Beberapa komunitas / forum seputar Linux yang penulis tahu masih aktif diantaranya adalah :
Website :
Telegram :
Facebook :
Dan komunitas lainnya yang mungkin bisa ditambah oleh para pembaca sekalian.
Ingat ya, ini hanyalah sebuah opini yang penulis ungkapkan. Benar atau tidak nya tergantung masing – masing orang.
Semoga bermanfaat dan bisa di jadikan kebanggaan sendiri sebagai pengguna Linux zaman now di Indonesia.
Kecuali Photoshop kang, menurut saya pribadi GIMP secara user experience belum bisa menyamai kecepatan Photoshop dalam mengolah Foto dalam artian mudah digunakan, entah mungkin saya udah Photoshop minded. pernah coba inkscape, pinta tapi stuck kalo belajar GIMP. Oia kang tampilan gelap Photoshop menurut saya lebih nyaman buat berlama-lama design/atau edit Foto. salam kenal
Salam kenal juga mas… Terimakasih sudah mampir dan senang rasanya bila ada perbedaan pendapat ^_^ …
Saya pakai Linux sejak 2009. Waktu itu saya pakai Jaunty Jackalope (9.04 kalo gak salah). Entah mengapa, saya kok lebih suka Linux yang "Old School" alias black screen alias jaman Terminal. Ada tantangannya sekaligus kelihatan keren. Lagi pula, saya senang dengan efisiensi, jadi lebih milih desktop environment yang minim animasi dan irit RAM. #bukanbermaksudpelitlhowkwkwkwk Salam kenal 🙂