Bila kuota Anda terbatas, Anda bisa hemat internet dengan mengatur apt-get untuk menonaktifkan beberapa fitur yang mungkin tidak perlu.
Diantaranya, Anda bisa matikan unduhan Translation setiap apt-get update, matikan pengunduhan AppStream, matikan repo tertentu, dan seterusnya.
Pengaturan ini nanti ditaruh di /etc/apt/apt.conf.d/ sebagai berkas teks.
Semoga ini bermanfaat.
Daftar Isi :
Sources.list Bawaan
Artikel ini ditulis berdasarkan Ubuntu 16.04.3 LTS “Xenial Xerus” dengan sources.list bawaan seperti berikut.
Dengan sources.list bawaan ini, dalam sekali apt-get update, ukuran data yang dihabiskan mencapai sekitar 38 MB.
Angka inilah yang hendak dikurangi dengan langkah – langkah di artikel ini.

Perhatikan Output
Output perintah apt-get update sangat panjang sampai puluhan baris.
Namun sebenarnya ada 4 jenis output yang penting Anda perhatikan yang paling memakan kuota internet, yaitu Sources, Packages, Translation, dan DEP-11.
Dari keempat jenis output, hanya 1 yang Anda butuhkan yaitu Packages*. Maka 3 yang lain bisa dimatikan untuk menghemat kuota.
- Get:7 url xenial/universe Sources [7,728 kB]
- Get:24 url xenial/universe amd64 Packages [7,532 kB]
- Get:25 url xenial/universe Translation-en [4,354 kB]
- Get:27 url xenial/universe DEP-11 64×64 Icons [7,448kB]

*) Indeks “Packages” adalah indeks ( daftar isi ) yang berurusan dengan paket binary ( yaitu .deb ) yakni yang Anda instal melalui apt-get install itu.
1. Matikan Unduhan “Translation”
Pada konfigurasi bawaan, apt-get update selalu mengunduh indeks “Translation” yang besar ukurannya tetapi seringnya tidak dibutuhkan pengguna.
Untuk menonaktifkannya, tuliskan sebaris teks kode ini ke dalam /etc/apt/apt.conf.d/00aptitude :
Acquire::Languages “none”;
Hasilnya, apt-get tidak akan lagi mengunduh data – data Translation setiap apt-get update. Anda hemat 4 – 5 MB setiap apt-get update.

2. Matikan Unduhan DEP-11
DEP-11 ( atau AppStream ) adalah indeks spesial untuk program semisal GNOME Software ( sebangsa Ubuntu Software & Muon Discover ) yang memuat informasi gambar + detail aplikasi.
Jika Anda tidak pernah memakai GNOME Software, Anda pakai Synaptic misalnya, maka Anda tidak butuh DEP-11. Nonaktifkan dengan salah satu cara berikut :
- Cara cepat : hapus berkas 50appstream di direktori /etc/apt/apt.conf.d/
- Cara teliti : bubuhkan baris DefaultEnabled “false”; di berkas 50appstream di bawah baris – baris KeepCompressedAs
Dengan mematikan unduhan DEP-11, Anda hemat internet sekitar 10 – 15 MB setiap apt-get update. Besar sekali, bukan ?

3. Matikan Unattended-Upgrades
Fasilitas unattended-upgrades bisa mengunduh ratusan MB pembaruan sistem setiap hari tanpa Anda sadari.
Fitur ini sangat bermanfaat untuk server ( sebab otomatis membarukan keamanan ), namun bisa jadi merugikan Anda untuk desktop ( sebab makan banyak kuota ).
Bacalah lebih lengkap mengenai fitur canggih ini di referensi lanjutan di akhir tulisan. Adapun untuk mematikannya, pilih salah satu cara ini :
- Cara cepat : hapus paketnya sudo apt-get remove unattended-upgrades
- Cara teliti : lakukan salah satu :
– Nonaktifkan baris paling akhir dari /etc/cron.daily/apt-compat
– sudo systemctl disable unattended-upgrades.service
– Hapus* /etc/apt/apt.conf.d/50unattended-upgrades
– Ganti angka 1 menjadi 0 dalam /etc/apt/apt.conf.d/20automatic-upgrade
*) Cara ini favorit saya.
4. Matikan Update Checking
Buka program “Software & Updates” dari menu Ubuntu ( atau jalankan $ software-properties-gtk ) dan buka tab Updates di situ.
Ubah pilihan Automatically check dan Notify me menjadi Never lalu tekan Close.

Dengan begini sistem tidak akan diam – diam unduh ratusan MB updates.
5. Matikan Repo Source Code
Jika repo deb-src Anda aktif, Anda bisa mematikannya ( kecuali Anda butuh deb-src ).
Jika dinonaktifkan, setiap kali apt-get update Anda bisa hemat internet 5 – 6 MB. Cara menonaktifkannya cukup edit /etc/apt/sources.list dengan membubuhkan ‘#’ di depan setiap ‘deb-src’.
Lihat screenshoot di bawah :

6. Matikan Repository Tertentu
Jika Anda hanya butuh sedikit aplikasi, dan tidak butuh updates maupun security updates, maka repositori $release-updates dan $release-security bisa Anda nonaktifkan.
Anda bisa hemat 5 – 6 MB data setiap apt-get update.

Jika Anda cukup dengan ruang repo main & universe ( free software ), tidak butuh ruang repo restricted & multiverse ( nonfree & yang bermasalah dengan patent ), maka Anda bisa menonaktifkan ruang repo restricted & multiverse itu pada setiap kamar repo ( $release, $release-updates, $release-security ).
Lihat gambar berikut :

Contoh Langsung
Konfigurasi ini berhasil hemat internet saya dari tadinya habis 38 MB menjadi hanya 9 MB sekali apt-get update, yakni hemat sekitar 29 MB. Detailnya adalah :
- Hanya aktifkan ruang main & universe
- Matikan $release-updates dan $release-security
- Matikan deb-src
- Matikan unattended-upgrades
- Matikan auto-upgrades
- Matikan translation
- Matikan dep-11
Maka setiap kali saya apt-get update saya tidak usah menghabiskan 38 – 40 MB data baik itu pada LiveCD maupun permanent Ubuntu.
Dengan demikian saya lebih hemat internet. Semoga ini bermanfaat.

Referensi Lanjutan
- https://wiki.debian.org/UnattendedUpgrades
- https://wiki.debian.org/AppStream
- https://help.ubuntu.com/community/AutomaticSecurityUpdates
- https://help.ubuntu.com/lts/serverguide/automatic-updates.html
- https://help.ubuntu.com/community/AutoWeeklyUpdateHowTo
- https://linux-audit.com/using-unattended-upgrades-on-debian-and-ubuntu
- https://wiki.debian.org/UnattendedUpgrades#automatic_call_via_.2Fetc.2Fapt.2Fapt.conf.d.2F20auto-upgrades
Mantap kang, metode yang sangat efisien waktu dan kuota data
Alhamdulillah. Saya sendiri membutuhkan metode-metode di atas (terutama mematikan unattended-upgrades dan AppStream) sebab sering menulis banyak review. Kalau sekali apt-get update 40MB, sementara saya sehari 10 kali LiveCD, 400MB hilang percuma. Ditambah lagi, unattended-upgrades ini bisa menghabiskan 200MB kuota tanpa saya sadari dalam 30 menit saja. Maka memang harus ditulis metode-metode ini biar semua orang tahu.
Sebelumnya untuk menghemat quota saya hanya memilah package mana saja yang perlu di upgrade dan mana yang bukan.
Ternyata masih ada metode yang saya lewatkan selama ini, terutama cara nomor 3. Ini memecahkan masalah saya selama ini yang mengelola beberapa VM untuk keperluan belajar.
Terima kasih, Kang Ade.
@fathur: alhamdulillah, saya senang sekali memperoleh feedback dari Kang Fathur. Terima kasih kembali, Kang.
Ini benar-benar metode yang sangat keren kang, benar-benar sesuai kebutuhan. Cuma untuk poin 4 saya belum bisa menemukannya pada elementaryOS Loki kang.
Saya senang mendengarnya, Kang Nur.
makasih mas… ternyata ini keanehan yang terjadi -_- wkwk setiap internetan pake pc kuota cepet abis, padahal gak seberapa/gak merasa ngabisin kuota sebanyak itu …
Alhamdulillah, sama juga terjadi pada saya. Saya senang sekali Anda pun bisa memperbaikinya.